
Pada masa kejayaan Kesultanan Mataram, sebuah keputusan monumental diambil. Sultan Agung, penguasa agung Mataram, dengan penuh tekad memutuskan untuk melancarkan perang terhadap penjajah VOC di Batavia. Sebelum langkah besar ini diambil, seluruh adipati, tumenggung, dan para pembesar kerajaan dipanggil ke Keraton Mataram untuk menghadiri sebuah pertemuan agung yang dipimpin langsung oleh Sultan Agung sendiri.
Dalam pertemuan yang penuh semangat nasionalisme tersebut, setelah mendengarkan saran dan pandangan dari para adipati dan pembesar kerajaan, akhirnya diputuskan: Mataram akan berperang melawan VOC di Batavia. Sebuah keputusan berani yang akan mengguncang sejarah Nusantara. Untuk memimpin pasukan besar ini, Sultan Agung menunjuk Tumenggung Bahurekso, Adipati Kendal sekaligus Gubernur Pesisir Utara Laut Jawa, sebagai panglima utama.
Sejak saat itu, Kendal berubah menjadi pusat perhatian seantero kerajaan. Sebagai tanah kelahiran Bahurekso, Kendal menjelma menjadi pusat persiapan kekuatan militer Mataram. Para sentono, adipati, tumenggung, dan pembesar dari berbagai wilayah rela meninggalkan daerahnya untuk berkumpul di Kendal. Desa-desa bergema oleh derap pasukan, dan pelabuhan-pelabuhan ramai oleh persiapan logistik perang.
Catatan sejarah mencatat dengan bangga nama-nama para tokoh besar yang hadir di Kendal kala itu. Selain Tumenggung Bahurekso sendiri, hadir pula Pangeran Purboyo, Pangeran Joeminah, Tumenggung Mandurorejo Bupati Batang pertama, Tumenggung Upashanta Bupati Batang kedua, Tumenggung Kertowangsa, dan Tumenggung Wongsokerto. Tokoh-tokoh penting lainnya seperti Tumenggung Rajekwesi, Pangeran Sambong, Pangeran Kadilangu, Pangeran Sojomerto, serta putra-putra Bahurekso, yakni Raden Sulanjono dan Raden Bahu Banteng, turut memperkuat barisan.
Tidak ketinggalan, para tokoh spiritual dan militer seperti Kiai Akrobudin dan Kiai Mojo, pengawal setia Pangeran Sambong, juga mengambil bagian. Kehadiran mereka, bersama tokoh-tokoh lain seperti Tumenggung Begananda, Raden Haryo Sungkono, Tumenggung Pasir Puger, hingga Patih Mataram Tumenggung Singoranu, mempertegas betapa besar kekuatan dan tekad Mataram kala itu.
Kendal, dalam masa persiapan perang itu, menjadi saksi bisu bagaimana semangat juang dan cita-cita untuk mengusir penjajah mengakar kuat dalam sanubari bangsa Nusantara. Semangat gotong royong, pengorbanan, serta keberanian untuk melawan penindasan mewarnai setiap sudut daerah ini.
Peristiwa besar ini bukan hanya menandai tekad Mataram untuk mempertahankan kedaulatan, tetapi juga memperlihatkan betapa strategis dan mulianya peran Kendal dalam sejarah perjuangan bangsa. Dari Kendal, gelombang besar perjuangan itu bergerak, menghantam Batavia, mencatatkan nama para pahlawan dalam tinta emas sejarah Nusantara.
Hari ini, ingatan akan peristiwa itu tetap hidup. Kendal tidak hanya dikenal sebagai daerah pesisir yang makmur, tetapi juga sebagai tempat lahirnya semangat perlawanan, semangat persatuan, dan semangat kejayaan yang tak pernah padam.(disarikan dari babad Kendal/Turadi/Hamdi)