Robantv.co.idIJakarta— Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, resmi mencatat sejarah baru dalam dunia diplomasi global. Pada Senin, 6 Januari 2025, pemerintah Brasil, yang memegang presidensi BRICS tahun ini, mengumumkan bahwa Indonesia telah menjadi anggota penuh kelompok ekonomi BRICS. Dengan ini, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dalam aliansi strategis ini.
BRICS, akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, awalnya didirikan pada 2009 dan diperluas dengan masuknya Afrika Selatan pada 2010. Kini, dengan total 10 anggota, organisasi ini terus memperluas pengaruhnya di dunia internasional.
Peluang Baru untuk Ekonomi Indonesia
Keputusan ini disambut dengan antusias oleh para pakar ekonomi Indonesia. Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa keanggotaan BRICS membuka peluang besar bagi Indonesia, termasuk memperluas akses pasar internasional, memperkuat ketahanan ekonomi, serta menarik lebih banyak investasi asing.
Nailul Huda, Direktur Ekonomi di Center of Economic and Law Studies (Celios), menjelaskan bahwa selama ini ekspor Indonesia terlalu bergantung pada pasar Barat. Dengan bergabungnya negara-negara Timur Tengah dalam BRICS, peluang Indonesia untuk memperluas pasar ke kawasan tersebut semakin terbuka lebar. “Ini langkah penting untuk mengurangi ketergantungan dan memperluas koneksi perdagangan,” ujarnya.
Sementara itu, Telisa Aulia Falianty, Profesor Ekonomi Moneter dari Universitas Indonesia, menyebutkan bahwa keanggotaan BRICS dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 0,3 persen. Selain itu, posisi Indonesia dalam organisasi ini memungkinkan terciptanya iklim bisnis yang lebih kompetitif dan kondusif.
Pengaruh Global dan Diplomasi yang Semakin Kuat
Bergabung dengan BRICS tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga soal pengaruh di kancah internasional. Rolliansyah Soemirat, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, menekankan bahwa BRICS adalah platform strategis bagi Indonesia untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan. “Sebagai negara dengan ekonomi yang berkembang pesat dan beragam, Indonesia siap berkontribusi dalam agenda-agenda besar seperti ketahanan ekonomi, kesehatan global, dan inovasi teknologi,” jelasnya.
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menekankan bahwa keputusan ini bukan hasil instan, melainkan buah dari diplomasi yang konsisten selama puluhan tahun. “Keanggotaan ini adalah wujud nyata politik luar negeri Indonesia yang berprinsip aktif dan bebas. Kini, Indonesia siap menjadi jembatan bagi kepentingan negara-negara berkembang di tengah rivalitas global,” ujarnya dengan optimisme.
Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, menyebut keanggotaan ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi tawar Indonesia dalam isu-isu global, seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. “Keanggotaan BRICS memungkinkan Indonesia memainkan peran lebih besar dalam menciptakan keseimbangan global,” katanya.
Langkah Besar Menuju Tatanan Dunia yang Lebih Adil
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan komitmen Indonesia dalam memperjuangkan tatanan dunia yang lebih inklusif dan berkeadilan. Melalui BRICS, Indonesia diharapkan mampu menjadi suara utama negara-negara berkembang, khususnya dalam isu-isu kritis seperti ketahanan pangan, pembangunan berkelanjutan, dan kerja sama teknologi.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai keanggotaan ini sebagai peluang emas bagi Indonesia untuk ikut membentuk arah kebijakan BRICS di masa depan. “Langkah ini mempertegas posisi Indonesia sebagai aktor kunci di panggung internasional,” tuturnya.
Keputusan bergabungnya Indonesia dalam BRICS tidak hanya memperkuat perekonomian nasional, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemimpin di kawasan dan dunia. Dengan langkah besar ini, Indonesia telah membuka babak baru dalam upaya menciptakan dunia yang lebih inklusif, berkeadilan, dan penuh peluang bagi semua pihak.
Disarikan dari berbagai sumber. (Ibnu Hasbi)