
robantv.co.idIPekalongan–Desa Sijambe, yang dikenal dengan ikon “Desa Matahari”, berubah menjadi lautan amarah pada Selasa malam (6/5/2025). Kericuhan pecah setelah warga memprotes dugaan penyelewengan dana desa yang menyeret nama oknum Sekretaris Desa (Sekdes).
Kemarahan warga meledak setelah melalui beberapa kali koordinasi antara Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pasca ditemukannya dugaan penyalahgunaan dana desa yang mencapai angka Rp 234 juta. Temuan tersebut berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Inspektorat Kabupaten Pekalongan, yang menyebut adanya indikasi kuat dana diselewengkan oleh oknum sekdes.
Puncak ketegangan terjadi saat berlangsung rapat koordinasi dan penandatanganan surat kesanggupan pengembalian dana oleh oknum sekdes. Namun, suasana memanas ketika oknum sekdes terkesan enggan menandatangani dokumen kesepakatan tersebut.
Lebih buruk lagi, menurut kesaksian warga dan Ketua BPD Zamroni, sekdes sempat melakukan gestur tubuh provokatif—menunjuk warga dan memberikan isyarat yang dianggap menantang. Aksi itu langsung menyulut emosi warga yang telah lama menuntut transparansi dan sanksi tegas.
“Iya, sebenarnya rapat sudah selesai. Tapi warga belum puas jika sekdes tidak dinonaktifkan. Saat hendak masuk ke ruang balai desa, sekdes menunjuk dan membuat gerakan seolah menantang. Itulah yang memicu kemarahan warga,” ujar Zamroni kepada awak media.
Kepala Desa Sijambe, Wahidin, belum memberikan keterangan resmi. Ia disebut baru tiba di lokasi setelah mengikuti acara para kepala desa di Semarang. Setibanya di balai desa, Wahidin langsung melakukan koordinasi tertutup bersama Kapolsek dan tokoh masyarakat setempat untuk meredam suasana.(rozikin/red)