Roban TV | Batang – Setelah hampir lima tahun menjabat sebagai Direktur Utama PT BPR Bapera Kabupaten Batang, Aji Setya Budi kini melangkah ke tantangan baru sebagai Direktur Utama PT Tirta Utama Jawa Tengah (Perseroda)
Dibawah kepemimpinannya, bank milik pemerintah Kabupaten Batang ini telah mencatatkan banyak prestasi yang tidak hanya membanggakan secara lokal tetapi juga nasional.
Tak hanya itu, bank ini juga diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai perbankan yang sehat dan efisien, dengan pencapaian Return on Asset (ROA) sebesar 1,9 persen melampaui standar OJK yang hanya 1,5 persen. Persentase laba bersih pun mencapai 14 persen, menunjukkan kinerja perusahaan yang optimal.
Tahun 2020 saat saya mulai, aset BPR Bapera hanya Rp57 miliar, kreditnya Rp45 miliar, dan labanya Rp900 juta. Dalam waktu setahun, aset tumbuh menjadi Rp75 miliar, kredit naik menjadi Rp55 miliar, dan laba mencapai Rp1,1 miliar. Setiap tahun kami mencatat pertumbuhan yang signifikan hingga di tahun 2024 ini,” ujar Aji saat berbicara di hadapan jajaran manajemen dan media, Jumat 20 Desember 2024.
Sebelum mengakhiri masa jabatannya, Aji memastikan bahwa BPR Bapera berada dalam kondisi yang sehat dan stabil. Hingga akhir tahun 2024, target laba sebesar Rp1,4 miliar telah terlampaui. Non-performing loan (NPL) berhasil ditekan di bawah 5 persen, dan setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp800 juta.
“Rata-rata, pertumbuhan BPR Bapera berada di angka 13-15 persen. Ini membuktikan bahwa manajemen kami sehat dan kinerja tetap positif. Saya berharap, siapapun yang meneruskan tongkat estafet ini dapat mempertahankan performa baik ini,” tambahnya.
Mulai 1 Desember 2024, Aji resmi menjabat sebagai Direktur Utama PT Tirta Utama Jawa Tengah. Tantangan baru ini bukanlah hal asing baginya yang telah berpengalaman sebagai Direktur Utama PDAM Pemalang sebelum memimpin BPR Bapera
“Di provinsi, tantangannya lebih kompleks. Salah satu masalah utama adalah kekurangan air baku. Kami akan menyiapkan air baku untuk didistribusikan ke wilayah-wilayah seperti Brebes, Tegal, Pekalongan, Batang, hingga Solo Raya. Untuk Kota Pekalongan yang saat ini mengalami krisis air, kami akan mensuplai air dari mata air di Talun, Pekaloungan, sekitar 20 liter per detik,” jelas Aji.