ROBANTV.CO.ID | JATIM – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang kembali menunjukkan aktivitas vulkanik ekstrem pada 19–20 November 2025. Erupsi yang terjadi tidak hanya memuntahkan abu vulkanik dalam jumlah besar, tetapi juga menimbulkan awan panas yang meluncur jauh ke permukiman warga, memicu kepanikan dan gelombang evakuasi.
Luncuran awan panas tercatat mencapai jarak antara 5,5 hingga 7 kilometer dari puncak, terutama mengarah ke sektor Besuk Kobokan. Kolom abu berwarna kelabu pekat membumbung tinggi, sementara aktivitas seismik menunjukkan durasi erupsi lebih dari 16 menit — salah satu yang terpanjang sepanjang tahun ini.
PVMBG menaikkan status Semeru menjadi Level IV atau Awas, level tertinggi dalam mitigasi gunung api. Zona terlarang diperluas, dengan sejumlah rekomendasi mencakup radius hingga 20 kilometer di sektor tenggara serta larangan beraktivitas di sepanjang aliran sungai berhulu Semeru.
Video amatir yang beredar memperlihatkan warga berteriak histeris ketika melihat awan panas meluncur cepat ke arah dua aliran sungai, Besuk Kobokan dan Kali Lanang, menuju Desa Supiturang. Kejadian berlangsung mendadak, membuat banyak warga tak sempat menyelamatkan barang-barang mereka.
Seluruh jalur pendakian menuju Gunung Semeru, termasuk jalur wisata populer ke Ranu Kumbolo, ditutup untuk waktu yang belum ditentukan. Penutupan dilakukan setelah potensi bahaya dinilai meningkat, terutama dari ancaman awan panas, lahar, dan aliran lava baru.
Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari, mulai 19 hingga 25 November 2025. Langkah ini berfungsi mempercepat mobilisasi bantuan dan koordinasi antarinstansi dalam menangani situasi di lapangan.
Data terbaru mencatat sedikitnya 1.156 warga telah mengungsi ke beberapa titik penampungan. Kebutuhan dasar seperti makanan siap saji, selimut, air bersih, serta perlengkapan keluarga telah didistribusikan oleh BPBD dan relawan.
Sebanyak 178 orang, termasuk pendaki, porter, dan petugas lapangan, sempat terisolasi di kawasan Ranu Kumbolo akibat penutupan mendadak dan intensitas erupsi yang meningkat. Proses penjemputan dan evakuasi dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan risiko lanjutan.
Erupsi Semeru kali ini menjadi salah satu yang paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Skala awan panas, perluasan radius bahaya, serta jumlah warga yang terdampak menunjukkan tingginya risiko yang masih harus diwaspadai. Aparat terus melakukan pemantauan intensif, sementara masyarakat diminta menjauhi seluruh zona merah dan mengikuti instruksi resmi. (*)


Komentar