ROBANTV.CO.ID | JAKARTA – Disebuah aula yang penuh cahaya kamera dan tepuk tangan hangat, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan para penerima Anugerah Jurnalistik Komdigi 2025. Namun yang terasa istimewa dari malam itu bukan sekadar daftar pemenangnya, melainkan cerita di balik setiap karya yang berangkat dari satu tujuan besar: menjaga anak-anak Indonesia tetap aman di ruang digital.
Tahun 2025 ditandai dengan lahirnya PP TUNAS, aturan baru yang mengatur tata kelola platform digital demi melindungi pengguna anak. Regulasi ini menjadi latar besar kompetisi. Di tengah derasnya arus konten dan teknologi, jurnalis dipanggil untuk menjadi penjaga—mendokumentasikan, mengkritisi, sekaligus mengedukasi.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyampaikan apresiasi mendalam. Baginya, jurnalis bukan sekadar pelapor berita, melainkan mitra strategis negara dalam memastikan 80 juta anak Indonesia tumbuh tanpa dibayangi ancaman eksploitasi digital. “Karya-karya jurnalistik memberi nyawa pada regulasi,” ucapnya dalam suasana yang terasa lebih personal ketimbang formal.
Total 328 karya dikirimkan dari berbagai penjuru Nusantara—sebuah potret bagaimana isu perlindungan anak telah menyentuh ruang redaksi besar hingga media lokal. Ada yang menulis tentang anak-anak yang menjadi korban jejak digital, ada yang mengangkat perjuangan orang tua menghadapi predator siber, dan ada pula yang memotret lembutnya edukasi digital di sekolah-sekolah terpencil.
Setiap karya ditelaah oleh para juri: editor senior, fotografer, praktisi media, hingga pemerhati isu digital. Seleksi berlangsung ketat, karena yang dinilai bukan hanya kedalaman liputan, tetapi keberanian, kreativitas, dan dampak cerita terhadap publik.
Ajang ini melahirkan nama-nama terbaik pada lima kategori besar:
Media Online: Imam Dzulkifli, Laras Olivia, dan Irawan Sapto Adhi
Media Cetak: Ghinan Salman, Agustinus Djata, dan Anisa Rahmadani
Televisi: Afwan Purwanto Muin, Satriyo Adi Wicaksono, dan Cahyaning Tyas Agpri
Radio: Muhammad Jumahuddin Noor, Saortua Marbun, dan Anik Mukholatin Hasanah
Foto Jurnalistik: Aditya Pradana Putra, Priyombodo, dan Muhammad Zulfikar
Sebagai kejutan, Kiki Safitri dari Kompas.com menerima Special Award, penghargaan yang diberikan karena karyanya dinilai menyampaikan pesan perlindungan anak dengan sentuhan emosional yang kuat.
Dibalik sorotan lampu, para jurnalis itu kembali mengingatkan publik bahwa ruang digital bukan hanya tentang teknologi—melainkan tentang manusia, terutama anak-anak yang belum mampu membela diri. Melalui tulisan, foto, siaran televisi, dan suara radio, mereka mengajak masyarakat untuk peduli dan lebih waspada.
Komdigi berharap ajang ini menjadi titik temu yang mempertemukan pemerintah, media, dan masyarakat dalam misi bersama: membangun ekosistem digital yang aman. Kritik, saran, dan dialog tetap dibuka selebar-lebarnya, karena perlindungan anak membutuhkan kolaborasi yang tidak boleh berhenti di panggung penghargaan. (*)


Komentar