Robantv.co.id|Kalisalak|Batang -Dalam upaya menggali lebih dalam sejarah dan memperkaya khazanah warisan budaya, kegiatan Telusur Prasasti Batu Tulis sukses digelar, melibatkan partisipasi aktif masyarakat, perangkat desa, serta para pemerhati sejarah lokal. Acara ini menjadi wahana edukatif yang berharga untuk menelusuri jejak-jejak kuno yang terukir pada batu-batu bersejarah, warisan tak ternilai dari nenek moyang.
Prasasti batu tulis yang menjadi fokus penelusuran adalah artefak autentik yang merekam kejayaan masa silam. Ia menyimpan informasi penting mengenai sistem pemerintahan, peristiwa bersejarah, hingga nilai-nilai spiritual yang dianut masyarakat terdahulu. Ukiran-ukiran pada batu yang tetap terjaga hingga saat ini menyimpan kisah tentang perjalanan waktu, bahasa kuno, serta simbol-simbol yang mencerminkan kehidupan dan kepercayaan di masa lampau.

Menurut Bapak Riki, seorang anggota tim penelusur sejarah, “Batu ini merupakan bagian dari candi dengan pahatan aksara Jawa Kuno. Selain aksara, terdapat pula gambar wajah manusia yang menyerupai sosok orang terdahulu yang mengenakan kuluk atau kopyah kebesaran. Batu ini terbuat dari jenis andesit yang berasal dari zaman Kerajaan Kalingga.”
Melalui kegiatan ini, warga dan pemerintah diajak untuk tidak hanya melihat, tetapi juga memahami makna mendalam dari setiap pahatan yang terukir di permukaan batu. Tim penelusur sejarah memberikan penjelasan komprehensif mengenai konteks historis prasasti, teknik penulisan yang digunakan, serta pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Suasana kegiatan berlangsung dengan khidmat, namun tetap diwarnai rasa ingin tahu yang besar dari para peserta.

Bapak Magus, Sekretaris Desa Kalisalak, menyampaikan tanggapannya, “Kegiatan seperti ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan budaya lokal di Desa Kalisalak. Selain itu, diharapkan pula dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah.”
Dengan semangat pelestarian yang membara, Telusur Prasasti Batu Tulis bukan sekadar perjalanan fisik menapaki situs bersejarah, melainkan juga perjalanan batin yang membawa kita menelusuri akar peradaban dan jati diri bangsa. Dari batu yang tampak bisu, kita belajar berbicara tentang nilai-nilai luhur, makna kehidupan, dan kebijaksanaan masa lalu, agar semua itu tidak lekang ditelan waktu.
Penulis: Diva
