
robantv.co.idIPekalongan–Suasana Musholla Al-Karomah, Desa Wonokerto Kulon, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, berubah menjadi lautan manusia pada Selasa siang (8/4). Ribuan jamaah tumpah ruah mengikuti acara Akhirussanah TPQ An-Nur yang digelar bersamaan dengan Halal Bi Halal Musholla Al-Karomah. Momen istimewa ini semakin semarak dengan kehadiran penceramah kondang, KH. Anwar Zahid dari Bojonegoro.
Tak hanya warga setempat, jamaah berdatangan dari berbagai penjuru desa bahkan dari kecamatan tetangga. Antusiasme tinggi membuat seluruh fasilitas yang disiapkan panitia tidak mampu menampung semua pengunjung. Banyak di antaranya rela berdiri di luar area utama musholla untuk tetap mengikuti tausiyah dan menikmati keberkahan acara.
Ketua panitia, Taufik, dalam sambutan singkatnya mengungkapkan rasa syukur atas suksesnya acara ini. Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, terutama para remaja musholla, guru TPQ, para wali santri, serta donatur yang telah mendukung dengan sepenuh hati.
“Terima kasih kepada semua pihak, terutama para remaja dan pengurus Musholla serta para guru TPQ yang kompak dan sengkuyung dalam membantu terselenggaranya pengajian akbar ini. Kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pengunjung yang mungkin tidak mendapatkan tempat yang nyaman,” tutur Taufik dengan penuh rasa hormat.
KH. Fauzan, selaku Wakil Rois Syuriah MWC NU Wonokerto, turut hadir dan memberikan apresiasi tinggi kepada Pengurus Musholla dan TPQ An-Nur serta Ranting NU Wonokerto atas terselenggaranya kegiatan akbar ini. Dalam tausiahnya, KH. Fauzan mengingatkan bahwa hakikat Idul Fitri adalah kembalinya manusia pada fitrah, yakni hati yang bersih setelah sebulan penuh melatih diri dengan ibadah dan pengendalian nafsu.
“Hari raya Idul Fitri sejatinya adalah momentum di mana keindahan hati umat Islam terlihat jelas. Semuanya legowo, mengakui kesalahan, dan berkenan memaafkan sesama,” ujar KH. Fauzan, menghangatkan suasana.
Beliau juga mengutip ayat dari Al-Qur’an, Surah Ali Imron ayat 132-134, menegaskan bahwa setelah sebulan penuh menempa diri melalui ibadah puasa, hati umat Islam menjadi “loss” — lepas dari beban, suci, dan kembali bersih. Beliau mengaitkan tradisi Jawa dalam memaknai Idul Fitri dengan konsep lebar, lebur, luber, dan labur, yang melambangkan kelapangan hati, hancurnya dosa, melimpahnya berkah, dan kebersihan diri.
Sementara itu, tausiyah KH. Anwar Zahid yang dikenal dengan gaya ceramahnya yang segar, humoris, namun sarat makna, membuat suasana semakin hidup. Pesan-pesan religius disampaikan dengan gaya yang renyah dan mudah dicerna, membuat jamaah betah berlama-lama meskipun harus berdesakan.
Acara ini bukan hanya menjadi momen berharga bagi para santri TPQ An-Nur, tetapi juga mempererat silaturahmi seluruh warga Wonokerto dan sekitarnya. Di tengah semarak halal bi halal, terlihat semangat kebersamaan dan rasa syukur yang begitu kuat terpancar dari wajah-wajah jamaah.
Dengan suksesnya acara besar ini, Musholla Al-Karomah semakin menegaskan dirinya sebagai pusat kegiatan keagamaan yang aktif dan berdaya dalam membangun ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.(rozikin/ham)