ROBANTV.CO.ID | JAKARTA – Ditengah hiruk-pikuk aktivitas industri yang tak pernah tidur, gelombang kegelisahan para pekerja perlahan membesar. Isyarat itu datang dari berbagai pabrik, kawasan industri, hingga komunitas buruh di kota-kota besar. Semuanya mengarah pada satu titik: 22 November, hari yang disebut-sebut bakal menjadi momentum penting dalam gerakan buruh Indonesia.
Dari podium konferensi pers, Presiden KSPI Said Iqbal mengumumkan rencana aksi mogok nasional. Suaranya terdengar tegas, namun juga merefleksikan kekecewaan panjang atas proses penetapan upah minimum 2026 yang dinilai tidak melibatkan buruh secara layak. “Bisa melumpuhkan,” begitu kira-kira gambaran yang ia berikan soal dampak aksi ini.
Bagi para buruh, gerakan ini bukan semata protes tahunan. Di baliknya ada kekhawatiran akan biaya hidup yang terus merangkak, sementara penyesuaian upah berjalan pelan. Mereka berharap pemerintah mendengar pesan sederhana yang selama ini mereka sampaikan: upah harus mampu menutup kebutuhan dasar.
Rencana mogok kali ini dirancang lebih terstruktur, bukan sekadar turun ke jalan. Ribuan pekerja diperkirakan menghentikan aktivitas produksi secara serentak. Aksi ini, menurut Iqbal, merupakan cara terakhir untuk menunjukkan bahwa keputusan tentang masa depan mereka seharusnya tidak dibuat tanpa mereka.
Jika benar terjadi, 22 November bisa menjadi hari yang sunyi di banyak lini produksi. Mesin-mesin pabrik mungkin tak berputar seperti biasa. Jalan-jalan menuju kawasan industri bisa lebih sepi dari truk logistik. Bagi buruh, hening itu adalah cara mereka berbicara keras.
Di balik semua ketegangan ini, ada harapan bahwa gerakan tersebut dapat membuka kembali ruang dialog antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja. Karena pada dasarnya, tuntutan yang mereka bawa bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan kesejahteraan keluarga, masa depan anak-anak, dan rasa aman dalam bekerja.
Menjelang tanggal yang dinanti itu, satu hal menjadi jelas: suara buruh sedang mencari tempat untuk benar-benar didengar dan 22 November mungkin menjadi panggung terbesarnya. (*)


Komentar