Robantv.co.id | Batang – Ditengah derasnya arus kebijakan pemerintah dan riuhnya dinamika sosial, terkadang kita hanya butuh satu jeda: duduk santai, menyeruput kopi panas, ditemani gorengan renyah, sambil ketawa bareng teman seperjuangan. Tidak muluk-muluk, cukup di ruang yang mengizinkan kita bernapas lega.
Batang Teras Pandawa (BTP) menjadi salah satu tempat itu. Pepohonan besar menaungi area terbuka, menghadirkan keteduhan yang bikin obrolan terasa lebih akrab. Agin sore yang lewat perlahan membawa suasana nyaman khas Batang. Meski masih tampak sederhana dengan area tanah dan rumput liar yang tumbuh di sana-sini, justru itulah yang membuat BTP terasa hidup dan hangat tanpa dibuat-buat.
Diujung pandangan, sebuah bangunan besar berdiri megah sebagai simbol perkembangan kota. Tapi di sudut lain, beberapa kursi plastik sederhana menjadi saksi tawa yang meledak begitu lepas. Para jurnalis dan aktivis duduk melingkar, bercengkerama tanpa sekat profesi. Tak ada recorder yang menyala, tak ada spanduk tuntutan, hanya cerita-cerita yang saling ditumpahkan.
Cerita soal lapangan yang penuh drama, soal kebijakan yang kadang bikin geleng-geleng kepala, sampai momen lucu selama liputan yang hanya mereka yang pernah turun langsung bisa memahami. Di sini, obrolan berat terasa ringan, karena semua berjalan apa adanya.
Hubungan antara jurnalis dan aktivis sering dianggap pelik, satu menyuarakan fakta, satu memperjuangkan aspirasi. Namun sore ini membuktikan bahwa keduanya bisa berjalan beriringan: saling menguatkan, bukan saling curiga. Harmoni itu tak dibangun dengan teori panjang, melainkan melalui nongkrong bersama, di bawah pohon yang mendengar semua cerita.
BTP telah menjadi ruang pulih kecil di tengah hiruk-pikuk sistem. Tempat untuk menata ulang semangat sebelum kembali berhadapan dengan kenyataan. Tempat di mana perjuangan di luar sana bisa hening sejenak, digantikan kopi panas, gorengan, dan tawa tulus.
Sebagian orang bilang perjuangan itu melelahkan. Benar. Tapi di tempat seperti ini, kita belajar bahwa perjuangan juga bisa penuh kehangatan. Sebab perjuangan yang baik adalah perjuangan yang tidak melupakan rasa manusia: kebersamaan, persaudaraan, dan saling jaga.
Dan semuanya bisa dimulai dari satu hal sederhana: nongkrong ngopot dan ngopi. (*)


Komentar