Robantv.co.id | Pemalang – Ratini (60), seorang buruh tani asal Desa Tambakrejo, Kecamatan Pemalang, terlihat berjibaku mengais sisa padi di tengah hamparan sawah yang menguning. Menyambut musim panen, ia memaknai kegiatan ini sebagai momen penuh syukur dan kebahagiaan.
Kegiatan yang dikenal dengan sebutan Nyesrek atau gampong ini merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Pemalang.
Nyesrek secara harfiah berarti memungut sisa-sisa panen yang tertinggal di sawah. Biasanya dilakukan oleh buruh tani dari golongan ekonomi menengah ke bawah, terutama para perempuan.
“Kami datang ke sawah seusai panen selesai, mencari sisa-sisa gabah yang tidak terambil mesin atau pemilik lahan,dari pagi sampai sore,” kata Ratini, pada Senin ( 8/12 ).
Sebelum penggunaan mesin panen modern seperti Kombat, masih mengandalkan mesin blower manual. Pendapatan pun kala itu cukup menjanjikan.
“Dulu saat masih pakai blower, nyesrek dari pagi sampai sore bisa dapat 10 sampai 15 kilogram gabah, tergantung luas sawahnya,” lanjutnya
Keluhan serupa juga disampaikan Rainah (65), buruh nyesrek asal Desa Bojong angka,Kecamatan Pemalang
“Dulu saya kuat sampai berhari-hari nyesrek karena hasilnya lumayan,Sekarang sejak ada mesin Kombat, dapat 2,5 kilogram saja sudah susah. Capeknya sama, tapi hasilnya jauh menurun,” tawanya ikhlas
Meskipun tidak memberikan hasil sebesar panen utama, tradisi ngasak tidak dipermasalahkan oleh para pemilik lahan. Justru dianggap sebagai bentuk berbagi dan wujud solidaritas antarpetani.
“Anggap saja berbagi kebahagiaan dengan sesama. Biar mereka juga merasakan hasil panen meski hanya sedikit,” ujar Sukarto salah satu pemilik sawah.
Pada musim panen kali ini, para buruh nyesrek terlihat mengumpulkan gabah di petak sawah yang tidak begitu luas, karena semakin menyempit dengan banyaknya pembangunan perumahan di Desa Bojong angka, Dapiah ( 55) , buruh tani yang telah puluhan tahun menekuni pekerjaan ini, menyebut ngasak sebagai momen berharga yang penuh makna.
“Nyesrek ini sangat berarti bagi kami, walaupun hanya dapat 2 -3 kilogram gabah, cukup buat bertahan Karena tidak dapat bantuan ,” tuturnya.
Lebih dari sekadar mencari sisa panen, suasana kebersamaan juga terasa kuat. Mereka saling bercanda, membantu, dan bertukar cerita sembari memungut butir-butir padi yang tertinggal.
Nyesrek,dengan segala kesederhanaannya, mencerminkan kekayaan budaya dan semangat gotong royong masyarakat Pemalang. Di balik setiap butir padi yang dipungut, tersimpan cerita tentang kerja keras, kebersamaan, dan rasa syukur yang tulus dari para buruh tani.
Penulis: Ragil


Komentar