Editorial Humaniora Nasional Pemerintahan Pendidikan Politik Polri Regional
Beranda / Regional / Ludruk, Samsuri Jadi Capres 2029: “RT Aja Belum, Mau Presiden?

Ludruk, Samsuri Jadi Capres 2029: “RT Aja Belum, Mau Presiden?

Samsuri

Robantv.co.id | Batang — Panggung politik nasional mulai menghangat jauh sebelum tahun 2029. Bukan karena manuver partai besar atau tokoh nasional, melainkan karena langkah mengejutkan Partai Cinta Negeri (PCN) yang resmi mendeklarasikan Samsuri, S.Pd.I, M.A. sebagai calon presiden Republik Indonesia periode 2029–2034.
Deklarasi tersebut sontak menjadi gunung berapi isu, terutama di grup media sosial Forum Diskusi Dinamika Batang, yang kini berubah menjadi arena paling riuh membahas pencapresan Samsuri.

Sejak kemunculan namanya, Samsuri mendominasi percakapan selama satu setengah bulan, mengalahkan topik lokal, nasional, hingga gosip artis yang biasa meramaikan grup.
Bahkan, sebagian anggota grup mulai bercanda bahwa “Pilpres di grup sudah dimulai duluan, KPU tinggal meresmikan.”

Pro–Kontra Membelah Grup: Dari Visi-Misi Presiden hingga Urusan Obat

Diskusi awal berlangsung secara positif. Beberapa anggota benar-benar mempertanyakan program kerja Samsuri jika kelak menjadi Presiden. Ada pula yang tertarik mengupas komposisi kabinet impiannya yang disebut berjumlah 45 menteri, jauh lebih banyak dari kabinet presiden saat ini.

Namun suasana segera berubah menjadi amusement publik ketika komentar bercampur satire mulai masuk.

EDITORIAL | Trotoar Miliaran, Jalan Tetap Tenggelam‎

Salah satu yang memicu gelombang reaksi adalah pesan Herru Yazid Barra yang menulis bahwa kabinet Samsuri nantinya harus “menghapus Kementerian Agama dan merombak kepolisian.”
Pernyataan tersebut langsung disambar anggota grup lain—ada yang menertawakan, ada yang mendukung, ada pula yang menyuruh Herru mengeluarkan Samsuri dari grup.

Gelombang humor semakin tak tertahan ketika Sukmo Aji menimpali dengan komentar yang membuat satu grup nyaris meledak oleh emoji ketawa:

“Usah ngonnggrong jadi Presiden kon dadi kades bae nang Bisma Gus. Cukup cari 600 suara rakyat ben ora kakean ngumpulna uwong!”

Komentar lain tak kalah satir datang dari M. Subhan yang menulis:

“Samsuri minum obatnya dulu.”

Fakta Baru Usai OTT Heboh: Camat Ungkap BUMDes Wonokerto Wetan Belum Berbadan Hukum!

Turno kemudian ikut menambahi:

“Kapan ke Magelangnya itu?” disertai emoji tawa.

Grup pun pecah lagi—seakan pencalonan presiden berubah menjadi serial komedi.

35 Link Berita Per Hari, Grup Kewalahan Scroll

Jika kehebohan komentar sudah cukup memenuhi timeline, kehadiran Samsuri sendiri justru menjadi pendorong gelombang tawa berikutnya.
Setiap hari, tanpa jeda, Samsuri mengirim 35 link berita terkait pencapresan dirinya ke grup. Judul, foto, dan isi beritanya bahkan sering kali sama persis—hanya berulang.

Mandul Respons: Pemkab Pemalang Dikritik Tutup Kuping pada Masyarakat‎

Tak sedikit anggota grup mengaku kewalahan:

“Apik sih semangatnya, tapi scrolling jari sampai keram,” tulis salah satu anggota.

Ada pula yang melontarkan candaan imajinatif:

“Sebelum ke Istana Negara, latihan dulu jadi ketua RT, biar nggak kaget ngurus warga.”

Grup pun semakin ramai, bukan karena visi politik, tapi karena drama harian ala “Samsuri Show” yang tak kunjung reda.

Fenomena Politik Digital — Serius atau Sekadar Hiburan Massal?

Pengamat politik daerah menilai fenomena ini menggambarkan era politik digital di mana perhatian publik bisa muncul bukan dari kekuatan partai besar, tapi dari sosok yang viral dan konsisten mempromosikan dirinya.
Strategi komunikasi Samsuri memang tidak lazim, namun justru itulah alasan namanya menjadi perbincangan luas.

Entah bermula dari keseriusan atau strategi bercanda dengan publik, satu hal tak terbantahkan:
Samsuri berhasil memecahkan rekor kehebohan di grup diskusi lokal—jauh sebelum pesta demokrasi 2029 benar-benar dimulai.

Kini publik tinggal menunggu, apakah fenomena ini akan berakhir sebagai candaan musiman…atau justru menjadi awal perjalanan politik panjang seorang Samsuri menuju gelanggang nasional. (emha/red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Profil | Redaksi | Pedoman Media Siber | Perlindungan Profesi Wartawan | Kode Etik Jurnalistik | Kebijakan Privasi