
robantv.co.idI Pekalongan – Dalam upaya mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan kedaulatan pangan sebagai prioritas utama, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan menyelenggarakan diskusi bertema peningkatan produktivitas petani padi melalui penangkaran benih secara mandiri. Kegiatan berlangsung di Aula Kantor Kepala Desa Bukur, Kecamatan Bojong, dan menjadi langkah nyata dalam mewujudkan kemandirian pangan dari tingkat desa.
Diskusi ini dihadiri oleh para Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari enam kecamatan: Bojong, Kesesi, Sragi, Tirto, Kajen, dan Paninggaran. Hadir pula Ketua Kelompok Tani Desa Sumublor Kecamatan Sragi, Kepala Desa Gebangkerep, serta Tegar, pendamping lapangan dari kegiatan demfarm Kabupaten Pekalongan.
Tiga narasumber utama hadir dalam kegiatan ini: Prof. Dr. Dwi Guntoro, SP, M.Si, dan Dr. Ir. Purwono, MS — dua akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga merupakan putra daerah Pekalongan — serta Moch. Burhanudin, praktisi pertanian organik.
Dalam pemaparannya, Prof. Dwi Guntoro menekankan pentingnya kemandirian petani dalam memproduksi benih. “Selama ini, petani kita hanya sebagai pengguna. Padahal, dengan memproduksi benih sendiri, mereka bisa menjamin kualitas dan ketersediaan benih yang sesuai kebutuhan lokal, sekaligus mengurangi ketergantungan dari luar,” ujarnya.
Prof. Dwi juga memperkenalkan varietas unggul IPB 9G yang dikembangkan sebagai solusi pertanian masa depan. Varietas ini dinilai unggul karena efisien dalam penggunaan pupuk, tangguh terhadap perubahan iklim, dan memiliki produktivitas tinggi. “Varietas ini sangat cocok untuk kondisi agraris di Pekalongan,” tambahnya.
Dr. Ir. Purwono, MS menambahkan bahwa pendekatan ini tidak hanya menekankan aspek teknis, tetapi juga harus didukung oleh pola pikir baru petani. “Kita butuh petani yang berpikir sebagai inovator, bukan sekadar pelaku,” katanya.
Sementara itu, Teguh, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Pekalongan, menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk mendorong program ini. “Sangat-sangat bisa! Potensi pertanian kita luar biasa. Dari sisi alam, lahan, hingga SDM, Pekalongan punya semuanya. Apalagi dua pakar hebat yang kita hadirkan hari ini adalah putra daerah. Ini membuktikan bahwa kita mampu berdiri di atas kaki sendiri,” tegasnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal perubahan paradigma di kalangan petani, dari sekadar pengguna benih menjadi produsen benih unggul yang berdaya saing. Dengan semangat kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemerintah daerah, Kabupaten Pekalongan optimis mampu menjadi pionir dalam gerakan kedaulatan pangan di tingkat lokal.
Semangat petani Pekalongan hari ini sejalan dengan semangat besar bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian dalam bidang pangan. (rozikin sanoe)