Robantv.co.id | Muna Barat – Saat sebagian besar warga masih terlelap, denyut aktivitas justru sudah hidup di sebuah bangunan di Jalan Poros Lagadi–Tondasi, Desa Wapae, Kecamatan Tiworo Tengah, Kabupaten Muna Barat.
Tepat pukul 04.30 WITA, dapur Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Tiworo Tengah mulai mengepul. Dari tempat inilah ribuan porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) disiapkan setiap hari untuk anak-anak sekolah.
Bangunan seluas kurang lebih 400 meter persegi itu menjadi pusat kerja belasan petugas yang bergerak cepat namun terukur.
Nasi mulai ditanak, lauk pauk diolah, sayuran dicuci dan dipotong. Semua proses dilakukan dengan standar kebersihan ketat. Setelah matang, setiap porsi dikemas rapi menggunakan wadah stainless tertutup sebelum diberangkatkan ke sekolah-sekolah penerima.
Bagi SPPG Tiworo Tengah, makanan bukan sekadar pengisi perut. Kepala SPPG Tiworo Tengah, Uswatun Hasanah Mula, memandang program ini sebagai investasi jangka panjang bagi generasi Muna Barat.
“Melalui program ini, kami memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang. Tujuannya agar mereka tumbuh sehat, memiliki daya tahan tubuh yang baik, dan lebih siap menerima pelajaran di sekolah,” ujar Uswatun.
SPPG Tiworo Tengah beroperasi lima hari dalam sepekan, dari Senin hingga Jumat. Pola kerja tersebut disesuaikan dengan aktivitas belajar siswa. Khusus hari Jumat, pola distribusi dibuat berbeda.
“Untuk hari operasional, kami berjalan lima hari. Khusus hari Jumat, kami menyalurkan dua menu sekaligus, menyesuaikan dengan kebutuhan siswa,” jelasnya.
Setiap harinya, sekitar 1.967 porsi Makan Bergizi Gratis diproduksi dan disalurkan ke 28 sekolah di Kecamatan Tiworo Tengah. Sasaran program ini mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP hingga SMA.
Distribusi makanan dilakukan dua kali sehari untuk memastikan kualitas dan ketepatan waktu konsumsi. Porsi kecil bagi siswa PAUD hingga SD kelas 1–3 disalurkan sekitar pukul 07.00 WITA.
Sementara porsi besar untuk siswa SD kelas 4–6, SMP, dan SMA dikirim sekitar pukul 09.00 WITA. Skema ini dirancang agar makanan tiba saat siswa benar-benar membutuhkannya.
Pengaturan waktu tersebut, menurut Uswatun, bukan tanpa alasan. Selain menjaga mutu makanan, jadwal distribusi disesuaikan dengan jam belajar di masing-masing jenjang sekolah.
Di balik lancarnya proses distribusi, dapur menjadi jantung utama program. Mitra SPPG Tiworo Tengah, Wa Ombo, memastikan seluruh tahapan berjalan sesuai prosedur.
“Di dapur, kami memastikan makanan dimasak dan dikemas sesuai standar. Kebersihan peralatan dan ketepatan waktu menjadi perhatian utama sebelum makanan dikirim,” ujarnya.
Asupan gizi juga disusun berdasarkan kebutuhan energi setiap kelompok usia. Ahli gizi SPPG Tiworo Tengah, Dwi Putri Ayu, menjelaskan bahwa setiap porsi telah melalui perhitungan kalori yang menyesuaikan jenjang pendidikan.
“Untuk jumlah kalori, tiap porsi berbeda-beda. Anak TK/PAUD sekitar 328 kilokalori, SD kelas 1 sampai 3 sekitar 368,8 kilokalori, SD kelas 4 sampai 6 sekitar 531 kilokalori, SMP sekitar 718 kilokalori, dan SMA sekitar 762,5 kilokalori per porsi,” jelasnya.
Meski demikian, pembagian porsi secara teknis disederhanakan menjadi dua kategori utama.
“Kami membagi menjadi porsi kecil untuk PAUD hingga SD kelas 1–3 dan porsi besar untuk SD kelas 4–6, SMP, dan SMA. Meski dibagi dua golongan, kandungan gizinya tetap disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenjang,” katanya.
Program Makan Bergizi Gratis melalui SPPG Tiworo Tengah mulai berjalan sejak 13 Oktober 2025. Selain menyasar pemenuhan gizi anak, program ini juga membuka ruang pemberdayaan masyarakat. Sebanyak 39 tenaga dapur dilibatkan, mayoritas berasal dari warga sekitar Kecamatan Tiworo Tengah, sehingga turut menggerakkan ekonomi lokal.
Dampak program ini mulai terasa di lingkungan sekolah. Kepala Sekolah SD Al Quran Wahdah Islamiah Muna Barat, La Ode Ali Rahmat, menilai perubahan positif terjadi pada siswa.
“Anak-anak sekarang lebih fokus mengikuti pelajaran. Tingkat kehadiran siswa juga meningkat,” ujarnya.
Bagi siswa, makanan bergizi yang datang setiap pagi menjadi rutinitas yang dinanti. Sayyid Maulana, salah satu penerima manfaat, mengaku menikmati menu yang disajikan.
“Makanannya enak dan berbeda-beda. Ada sayur dan buah juga, jadi tidak cepat lapar di kelas,” ucapnya.
Dari sudut pandang orang tua, program ini membawa kelegaan tersendiri. Rusman Malik menilai kehadiran Makan Bergizi Gratis membantu keluarga sekaligus mendukung tumbuh kembang anak.
“Anak-anak lebih semangat berangkat ke sekolah. Uang jajan juga berkurang karena sudah makan di sekolah,” ujarnya.
Penulis : M. Atharazka Al Jufri


Komentar