Editorial Infrastruktur Lingkungan
Beranda / Lingkungan / EDITORIAL | Trotoar Miliaran, Jalan Tetap Tenggelam‎

EDITORIAL | Trotoar Miliaran, Jalan Tetap Tenggelam‎

IMG 20251204 105800

Robantv.co.id | Batang – Hujan turun sebentar saja, Jalan A. Yani di Kabupaten Batang langsung berubah menjadi sungai dadakan. Kendaraan terpaksa merayap, pengendara motor berjibaku menembus air yang menggenang. Pemandangan ini bukan hal baru, dan sayangnya, masih dianggap biasa.

‎Padahal, proyek pembangunan trotoar dan drainase di kawasan itu menelan anggaran sekitar Rp 1,69 miliar. Waktu pelaksanaan jelas, kontraktor ada, papan informasi terpampang nyata. Proyek yang diatas kertas seharusnya membuat air mengalir lancar dan jalan tidak lagi digenangi. Tapi kenyataan di lapangan? Air tetap bertahan meski hujan belum seberapa deras.

83626

Jika fungsi utama drainase adalah mengalirkan kelebihan air agar tak menimbulkan genangan, maka genangan yang terjadi hari ini adalah bukti telanjang: sistem itu tidak bekerja sebagaimana mestinya.

‎Apakah ini soal kualitas pekerjaan? Saluran yang mampet sejak lama namun tidak disentuh? Perencanaan yang tak mengikuti arah aliran air? Atau justru pengawasan yang hanya sekadar formalitas?

‎Masyarakat tidak butuh teori teknis. Yang mereka butuhkan sederhana: Saat hujan turun, jalan tidak tenggelam. Uang negara yang diambil dari keringat rakyat kembali dalam bentuk manfaat nyata.


‎Jika setelah menghabiskan anggaran miliaran rupiah banjir masih menjadi rutinitas, maka pantas publik bertanya: Untuk siapa sebetulnya proyek ini dibangun? Demi kenyamanan warga atau sekadar menggugurkan kegiatan?

‎Pemerintah daerah, dinas terkait, dan penyedia jasa mesti buka mata. Jangan tunggu tangis warga berubah menjadi amarah publik. Transparansi progres pekerjaan dan evaluasi menyeluruh adalah harga mati. Karena setiap rupiah yang tidak menghadirkan manfaat adalah bentuk nyata pemborosan.

‎Warga  tidak butuh trotoar cantik tetapi menyimpan kubangan air. Yang dibutuhkan adalah infrastruktur yang berfungsi, bukan ilusi. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Profil | Redaksi | Pedoman Media Siber | Perlindungan Profesi Wartawan | Kode Etik Jurnalistik | Kebijakan Privasi